Adnanlpp’s Weblog


VEGETATIF BUATAN
Februari 5, 2008, 7:05 pm
Filed under: Uncategorized

PENGANTAR ILMU PERTANIAN DAN AGRONOMI

Vegetatif Buatan

DISUSUN OLEH :

ROMADHON

07.04.3313

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat waktu dan sesuai seperti yang direncanakan.

Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian Dan Agronomi dalam acara perkembangbiakan secara vegetatif cangkok, okulasi, dan sambung.

Dalam penyusunan laporan ini tentu tak luput dari bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Ir. Sukarji,MM, Direktur Politeknik LPP Yogyakarta.

2. Nurul Chairani Rangkuti,SP, Dosen Pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian dan Agronomi.

3. Sudarmini, SP, Asisten Praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian da Agronomi.

4. Teman-teman Politeknik LPP Yogyakarta Prodi BTP tingkat I.

Atas semua kesempatan, bimbingan, arahan, motivasi, ilmu, informasi, sehingga penulis dapat studi di Politeknik LPP Yogyakarta dan terutama dapat melakukan praktikum, sekaligus penyusunan makalah ini, sehingga laporan ini selesai seperti yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan revisi pada penyusunan Laporan dimasa mendatang.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa Politeknik LPP Yogyakarta Prodi BTP.

 

Yogyakarta, November 2007

(PENULIS)

 

 

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF

SAMBUNG, CANGKOK, DAN OKULASI

 

I. TUJUAN

Tujuan pelaksanaan praktikum mata kuiah pengantar ilmu pertanian dan agronomi dalam materi perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan (cangkok, sambung, dan okulasi) ini bertujuan agar mahasiswa dapat mendapat pengetahuan tentang perbanyakan tanaman secara cangkok, sambung, dan okulasi dan mengetahui teknik-teknik perbanyakan tanaman dengan cara ini.

 

II. PEMBAHASAN

Dalam rangka pengembangan perkebunan dengan cara konversi maupun penanaman baru, maka dibutuhkan bibit yang bermutu baik yang jumlahnya sangat banyak dan waktu penyiapan bibit yang relatif singkat.

Keberhsilan daklam usaha ini ditentukan oleh banyak faktor terutama keberhasilan pengadaan bibit yang baik.

Untuk dapat melaksanakan pengadaan pembibitan yang baik diperlukan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus tentang cara pengelolaanya. Pada tanaman komoditi perkebunan dalam pengadaan bibit lazimnya dilakukan dengan cara vegetatif. Apabila pengadaan bibit dari benih atau perkembangbiakan genaratif maka akan terjadi segregasi pada keturunannya sehingga menyimpang dari sifat-sifat induknya. Pada perkembangbiakan genaratif walau induk merupakan bibit unggul tetapi dari keturunan induk tesebut belum tentu dapat dijamin tetap unggul. Bila perkembangbiakan dengan cara vegetatif, maka akan didapatka tanaman yang klonal dengan pertumbuhan yang seragam serta produksi yang yang tetap tinggi dan sifat unggul pada induk masih terbawa oleh bibit yang dihasilkan.

 

Dalam pembahasan ini akan diterangkan beberapa teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan antara lain mencangkok, menyambung pucuk, dan okulasi.

 

1. Mencangkok

Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan padapohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok).

Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar.

 

 

 

Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan antara lain :

1) memilih batang yang akan di cangkok.

2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.

3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.

4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.

5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk memperceot pertumbuhan (jika ada).

6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).

7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni.

8) Mengikat pada ujung-ujung balutan.

9) Menyiram cangkokkan secara teratur.

 

2. Menyambung

Tanaman yang sukar di cangkok atau diokulasi maka dapat juga dilakukan perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara dengan melakukan penyambungan. Dengan penyambungan diharapkan akan dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :

– Jika batang atas berasal dari klon yang produksinya tinggi disambuung dengan batang bawah yang memiliki resistensi terhadap nematoda atau sifat lain yang baik, maka terdapat kemungkinan bahwa tanaman sambungan itu akan memiliki sifat-sifat baik tersebut.

– Suatu klon yang sangat susah sekali berakar terkadang masih dapat diusahakan penanamannya denga cara menyambung.

– Dengan cara penyambungan, tanaman mempunyai batang bawah yang mempunyai akar tunggang yang lebih tegap tumbuhnya dan tidak mudah riboh karena angin.

 

Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut :

1) batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.

2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.

3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan tali rafia.

4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.

5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan penyiraman.

6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.

 

3. Okulasi

Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :

– Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.

– Pertumbuhan tanaman yang seragam.

– Penyiapan benih relatif singkat.

– Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.

 

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :

– terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)

– perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

– Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

 

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :

– tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)

– antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.

– Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.

– Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.

– Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.

– Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.

Macam-macam okulasi pada tanaman karet :

1. Okulasi Coklat (Brown Budding) merupakan okulasi dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah berumur 8-18 bulan diokulasi dengan entres umur 1-2 tahun, dengan garis tengah 2,5-4 cm. Warna kayu entres coklat, yang dipergunakan adalah mata prima yang berwarna coklat.

 

2. Okulasi Hijau (Green Budding) merupakan cara okulasi yang lazim dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah yang berumur 4-6 bulan diokulasi dengan entres yang berumur 3-4 bulan, garis tengah 0,5-1 cm, warna kayu entres hijau tua, yang dipergunakan adalah mata burung yang berwarna hijau.

 

3. Okulasi dini (Pro Green Budding) merupakan cara okulasi dengan batang bawah berumur 2-3 bulan, diokulasi dengan entres umur 3-4 minggu, garis tengah kurang dari 0,5 cm warna kayu entres hijau muda sampai hijau. Yang dipergunakan sebagai mata entres adalah mata sisik (csale bud.

Teknik pengokulasian pada okulasi dini sama saja dengan yang dilakuka pada okulasi hijau. Hasi dari okulasi sama dengan yang dicapai okulasi hijau maupun okulsi coklat.

 

Teknik Mengokulasi :

1) Membuat Jendela Okulasi

Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah yang dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.

Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas ataudari bawah. Jika diatas jendela akan terbuka kebawah atau juga sebaliknya.

Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan.

Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan dengan kain sebelum jendela dibuka.

 

2) Mengambil Mata Okulasi

Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.

Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan pemulihan luka lambat.

Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit.

Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.

Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.

 

3) Menempel Mata Okulasi Dan Membalut

Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi.

Perisai diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi.

Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser.

 

 

4) Pemeriksaan Hasil Okulasi

Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pembalut.

Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah, hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda.

Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15 hari dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan pertama.


Tinggalkan sebuah Komentar so far
Tinggalkan komentar



Tinggalkan komentar